Pemdaprov Jabar Sambut Baik Program Nihongo Partners Gelombang 21 Tahun 2024 Relawan guru dari Jepang ditempatkan di 12 sekolah di Jabar selama tujuh bulan

Iklan bawah post

KOTA BANDUNG — Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menyambut baik program Nihongo Partners Gelombang 21 Tahun 2024 yang merupakan salah satu bentuk kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Jepang di bidang pendidikan.

Dalam program ini penutur jati (Native Speaker) Bahasa Jepang ditempatkan di sekolah-sekolah di Indonesia, salah satunya Jabar untuk menjadi mitra bagi guru bahasa Jepang dan siswa pendidikan menengah untuk pengembangan bahasa dan budaya Jepang.

Bacaan Lainnya

Plh. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jabar Sapta Yulianto Dasuki berharap keberadaan para relawan guru bahasa Jepang ini dapat memberikan manfaat positif bagi sekolah di Indonesia dan Jabar, khususnya dalam hal bahasa dan budaya Jepang.

“Diharapkan dapat memberikan manfaat positif baik dalam hal transfer knowledge, mengenalkan dan melestarikan budaya,” ucap Sapta pada acara Pelepasan Native Speaker Program Nihongo Partners Gelombang 21 Tahun 2024 yang Ditempatkan di Wilayah Provinsi Jawa Barat, di Grand Arjuna Hotel, Kota Bandung, Senin (2/9/2024).

Dalam acara itu juga digelar diskusi dengan berbagai narasumber, yakni perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri dengan tema “Peran Pemerintah Daerah Dalam Pemantauan Keberadaan dan Kegiatan Orang Asing di Daerah”.

Narasumber lainnya, perwakilan dari Polda Jabar dengan tema “Pengamanan Keberadaan dan Kegiatan Orang Asing di Daerah” serta perwakilan Kanwil Kemenkumham Jabar dengan tema “Peran Tim PORA di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam Pengawasan Orang Asing di Daerah”.

Sapta menyampaikan pula, bahwa penyelenggaraan kegiatan pelepasan relawan guru bahasa Jepang ini baru pertama kali diselenggarakan.

“Ke depannya untuk menjalankan mekanisme pengawasan dan pemantauan orang asing di Jabar, insyaallah, kegiatan seperti ini akan diselenggarakan secara rutin,” ujar Sapta.

“Bakesbangpol Jabar dan Bakesbangpol Kabupaten/Kota memiliki peran sebagai fasilitator. Untuk itu apabila terdapat hal-hal yang perlu dikoordinasikan oleh sekolah penerima dan Japan Foundation dapat berkoordinasi dengan Bakesbangpol Kabupaten/Kota setempat,” tambahnya.

Di akhir sambutannya, Sapta menegaskan bahwa Pemdaprov Jabar mengapresiasi Japan Foundation yang turut berkontribusi membangun pendidikan di Jabar melalui program Nihongo Partners.

“Kami sangat mengapresiasi dan mendukung program tersebut. Program ini diharapkan dapat berkelanjutan dan berkembang dengan lebih banyak sekolah-sekolah penerima tidak hanya di tingkat SMA,” ungkap Sapta.

Kepala Bidang Kewaspadaan Daerah Bakesbangpol Jabar Tulus Tahi Hapistaran Sibuea menambahkan bahwa program Nihongo Partners dimaksudkan dalam rangka mendukung pembangunan pendidikan di Jabar.

“Program Nihongo Partners di Jabar ada 12 orang dan disebar di 12 sekolah SMA/SMK sederajat selama tujuh bulan, mulai Agustus 2024 hingga Maret 2025,” kata Tulus.

Asisten Direktur the Japan Foundation Hirota Yoshihisa memberikan apresiasi kepada Pemdaprov Jabar yang telah menerima dan terlaksananya program Nihongo Partners.

“Program ini dilakukan sejak 2014, jadi sudah 10 tahun. Sebanyak 3.000 orang telah disebar di sekolah-sekolah dan jumlah ini terbanyak dibanding negara-negara lain di Asia,” tutur Hirota Yoshihisa.

“Program ini merupakan hal baru bagi peserta. Diharapkan dapat bermanfaat dan membantu menyebarkan bahasa dan budaya Jepang di Jabar,” imbuhnya.

Sementara itu Yashuda salah seorang peserta mengatakan bahwa selama mengikuti program Nihongo Partners, dirinya akan memperkenalkan budaya, berupa lagu-lagu, tarian, dan masakan Jepang kepada peserta didik dimana ditempatkan.

“Saya juga setelah pulang kembali ke Jepang akan memperkenalkan budaya Jabar kepada masyarakat di Jepang,” ucapnya.

Kepala SMK Negeri 7 Kota Bandung Rini Ambarwati mengungkapkan, pihaknya senang menerima program Nihongo Partners dari Jepang Foundation.

“Ini kesempatan untuk memperkaya pengetahuan dan meningkatkan kemampuan dalam bahasa dan budaya Jepang,” pungkas Rini.

 

Pos terkait