Ngaku Jadi Guru Baru, Seorang Pria Gasak Emas milik 6 Siswa di Cirebon

Cirebon : Enam orang siswa dari Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Desa Playangan Kecamatan Gebang Cirebon, menjadi korban tindakan kriminal pencurian.
Enam siswa ini, menjadi korban pencurian perhiasan emas yang sedang mereka pakai, setelah ditipu oleh seorang pria yang mengaku sebagai guru baru.
S, siswa kelas 3 yang menjadi korban kejahatan tersebut mengatakan, dirinya bersama lima rekan lainnya, dikumpulkan oleh pelaku, disalah satu kelas, yang jauh dari ruang guru.
Saat berada di dalam kelas, pria tersebut mengaku sebagai guru baru dan mendapatkan intruksi dari kepala sekolah, untuk mengumpulkan emas.
” Katanya nanti hilang, jadi dikumpulin dulu. Nanti pulang sekolah bisa diambil,” ujar S, Jumat 2 Mei 2025.
Mereka baru sadar bahwa pria tersebut merupakan pelaku kejahatan, setelah pria tersebut pergi dengan menggunakan sepeda motor.
S, bersama korban lainnya, kemudian melaporkan hal tersebut kepada guru. Menurut S, dirinya kehilangan kalung, sedangkan teman lainnya ada juga yang gelang.
” Yang diambil kalung yang dapat dikasih mamah,” ujar S.
Ahmad Yanuar Sani, salah satu guru di sekolahan tersebut, membenarkan peristiwa yang menimpa anak didiknya itu. Menurut Ahmad, peristiwa itu sebenarnya sudah terjadi beberapa hari yang lalu, namun baru viral.
Berdasarkan keterangan dari para korban, pelaku mengaku hendak melakukan razia perhiasan, berdasarkan inturksi kepala sekolah. Pelaku juga mengaku sebagai guru baru di sekolah tersebut.
” Kemudian siswa dikumpulkan disalah satu kelas dan diminta untuk melepaskan perhiasannya,” ujar Ahmad.
Ahmad menuturkan, lokasi kelas poisisnya membelakangi ruang guru, sehingga tidak termonitor oleh para guru. Sedangkan sekolahnya tersebut, cukup terbuka. karena berdampingan dengan area masjid balai desa. Hal ini membuat akses masuk cukup mudah.
Saat peristiwa tersebut terjadi, sebenarnya ada orang tua siswa yang melihatnya. Bhkan, orang tua siswa tersebut, anaknya menjadi korban. Namun, orang tua siswa itu tidak curiga terhadap aksi dari pelaku.
“Seperti kena hipnotis. Jadi sebenarnya orang tua tersebut tahu, tapi diam saja,” ujar Ahmad.
Untuk mencegah hal tersebut terjadi lagi, pihaknya sudah melakukan rapat dengan pihak sekolah, terutama mengenai akses masuk dan pemasangan CCTV.
” Sepertinya dalam waktu dekat, kita akan pasang CCTV dulu,” ujar Ahmad.

Pos terkait