Baglog yang sudah tidak produktif setelah 4 bulan, bisa dimanfaatkan sebagai media tanam. Sehingga tidak ada limbah yang terbuang.
Dengan keberhasilan budidaya jamur tiram di Desa Gemulungtonggoh, diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan usaha budidaya jamur tiram.
Kuwu Desa Gemulungtonggoh, Agus Saefuddin mengungkapkan bahwa pemilihan budidaya jamur tiram karena mudah pemeliharaannya dan permintaan yang tinggi.
“Meskipun baru berjalan 6 bulan, permintaan jamur tiram sudah banyak. Kami berencana untuk melakukan perluasan dan pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas dan perekonomian desa,” katanya.
Kuwu juga menekankan pentingnya kegiatan produktif bagi anak muda desa untuk meningkatkan perekonomian desa.
“Yang penting anak muda produktif dan bisa meningkatkan perekonomian desa. Kami akan terus mendukung dan memfasilitasi kegiatan seperti ini,” katanya.
Dengan adanya budidaya jamur tiram di Desa Gemulungtonggoh, diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan usaha yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.