BWCF 2025 Bakal Hadirkan Dialog Ketuhanan dan Peradaban Islam Nusantara

Iklan bawah post

Dalam gelaran BWCF 2025 ini, sejumlah ilmuwan dan arkeolog akan diundang untuk membedah pesan simbolik dan interkultural pada nisan-nisan Islam di Nusantara.

Di antaranya Prof. Dr. Daniel Perret, arkeolog asal Prancis yang dikenal melalui risetnya tentang nisan kuno Aceh dan pengaruhnya terhadap seni pernisanan di Malaysia, serta Bastian Zulyeno, Ph.D., ilmuwan Universitas Indonesia yang meneliti epitaf nisan-nisan Nusantara dengan larik puisi ketuhanan berbahasa Persia.

“Melalui pendekatan ini, BWCF berupaya memperlihatkan bahwa nisan bukan sekadar batu penanda makam, tetapi juga arsip peradaban, titik temu antara seni, spiritualitas, dan hubungan antarbudaya,” tambah Seno.

Seluruh rangkaian acara BWCF 2025 akan berlangsung di Kraton Kacirebonan, yang dipilih karena Cirebon memiliki peninggalan arkeologis dan sejarah Islam yang penting di Jawa.

Pada abad ke-15 dan 16, Cirebon memainkan peran strategis dalam penyebaran Islam dan menjadi akar dari lahirnya kesultanan-kesultanan besar seperti Banten.

Iklan dalam post

Pos terkait

Iklan bawah post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *