BWCF 2025 Bakal Hadirkan Dialog Ketuhanan dan Peradaban Islam Nusantara

Iklan bawah post

Selain kaya akan situs makam dan bangunan bersejarah, Cirebon juga menyimpan manuskrip-manuskrip tua Tarekat Syattariyah, yang mengajarkan jalan spiritual “cepat” untuk mencapai makrifat kepada Allah.

BWCF 2025 akan mengkaji naskah-naskah langka ini yang tersimpan di Kraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan.

Menurut Seno, sedikit sekali penelitian yang mendalami manuskrip Syattariyah di Cirebon.

“Padahal, manuskrip ini tidak hanya mengandung ajaran ketuhanan, tetapi juga menjadi bagian dari sejarah perlawanan terhadap kolonialisme,” jelasnya.

Dalam sesi simposium, Prof. Dr. Peter Carey akan membahas bagaimana ajaran Syattariyah memengaruhi perjuangan Pangeran Diponegoro melawan Belanda.

Sebagaimana tradisi BWCF sebelumnya, festival juga akan menampilkan Malam Puisi untuk Palestina, menghadirkan penyair Indonesia seperti Zawawi Imron, Acep Zamzam Noer, Hikmat Gumelar, dan Nenden Lilis.

Hadir pula Dr. Samah Sabawi, penyair dan dramawan diaspora Palestina asal Gaza yang kini tinggal di Melbourne, Australia. Karya-karyanya seperti Tales of a City by the Sea dan I Remember My Name telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dan dipentaskan di banyak negara.

Iklan dalam post

Pos terkait

Iklan bawah post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *