“Limbah MBG cocok untuk bahan makanan maggot. Selain bisa mengurangi volume sampah organik, hasil budidaya maggot juga bisa memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.
DLH mencatat, selama ini koordinasi SPPG lebih banyak dilakukan dengan Dinas Kesehatan, terutama terkait pemenuhan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) sesuai arahan Kementerian Kesehatan. Karena itu, DLH berencana melakukan pendekatan lebih aktif dengan para pengelola SPPG untuk memastikan aspek lingkungan tidak terabaikan.
“Ke depan kami akan jemput bola, lakukan pendekatan langsung ke instansi terkait agar pengelolaan limbah ini tidak terabaikan,” tambah Dede.
Sebagai bentuk komitmen, DLH juga siap memberikan pendampingan teknis kepada pengelola dapur MBG, mulai dari proses pengumpulan, pemilahan, hingga pemanfaatan limbah. Pendampingan ini diharapkan dapat mencegah pencemaran lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi baru.
“Kami tidak ingin limbah MBG ini menjadi masalah di kemudian hari. Kalau dikelola dengan baik, justru bisa jadi peluang usaha baru,” tegasnya.