Dia berharap pelatihan ini ke depan dilanjutkan menjadi sebuah program mengingat ada isu-isu baru yang diusung yang relevan dengan tujuan pembangunan desa (SDG’s Desa) yaitu berupa penangan perubahan iklim, akuntabilitas pemerintah desa dan juga desa inklusif yaitu terkait pemberdayaan kaum lanjut usia (lansia). “Kami juga berharap program ini bisa mengajak para pemuda lainnya untuk melahirkan beberapa konten kreator desa,” kata Fauziyyah.
Tarsono, petani asal Desa Nunuk, Kecamatan Lelea, Indramayu, yang juga tergabung dalam kelompok petani pengukur curah hujan mengatakan, isu perubahan iklim menjadi sangat penting bagi petani untuk bisa melakukan mitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim. “Saya sebagai petani mengapa penting untuk belajar perubahan iklim karena sekarang isu global warming, kami sebagai petani bisa beradaptasi terkait perubahan iklim tersebut sehingga tidak gagal panen,” ujarnya.
“Isu pemberdayaan lansia juga penting karena di desa-desa kaum lansia juga selama ini masih belum banyak mendapatkan manfaat dari pembangunan desa. Terkait pelatihan jurnalis warga, kami juga perlu tahu isu-isu di pemerintah desa terkait transparansi keuangan dan lain-lain. Mudah-mudahan kedepannya, kami sebagai jurnalis warga bisa terjun ke lapangan di desa masing-masing,” tegas Miskad sebagai jurnalis warga dari desa kandayakan.