Sementara itu, Wakil Direktur Utama Cirebon Power, Joseph Pangalila, optimis pembangkit Cirebon Power unit II bisa segera berkontribusi bagi pemenuhan kebutuhan listrik nasional. Progres pembangunan pembangkit berteknologi modern ultra super critical ini sudah memasuki tahap akhir.
“Sejak awal 2022 hingga awal 2023, kami sudah melalui tahapan-tahapan penting dalam proses pembangunan pembangkit unit II, seperti initial firing dan sinkronisasi unit. Di kuarter kedua tahun ini, kami optimis bisa menyelesaikan tahapan penting selanjutnya termasuk Performance test,” kata Joseph.
Dengan teknologi ultra super critical, pembangkit Cirebon Power unit II mampu meningkatkan efisiensi penggunaan batu bara sehingga emisi yang dihasilkan lebih rendah. Nitrogen oxide (Nox), sulphur dioxide ((S02), dan total particulate (PM) di bawah standar yang sudah ditentukan pemerintah, sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2019.
Joseph membanggakan capaian positif dalam proses pembangunan pembangkit ini, yakni 44 juta jam kerja aman tanpa hilangnya waktu kerja akibat cidera. Total sekitar 6.000 tenaga kerja, termasuk warga lokal, terlibat dalam proses pembangunan pembangkit unit II. Joseph juga memastikan pihaknya telah melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan rutin sesuai dokumen Amdal serta terlibat dalam pemberdayaan masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar kawasan pembangkit.