“Salah satu cara memotong rantai kemiskinan adalah melalui pendidikan. Dan pemberian akses pendidikan oleh pesantren sudah terbukti dari dulu. Ini bagian dari pemberdayaan yang nyata,” tegas Muhaimin.
Lebih lanjut, ia mendorong agar pesantren tidak hanya berhenti sebagai lembaga pendidikan, melainkan harus berkembang menjadi pusat pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat.
Salah satu contoh nyata, kata dia, adalah Ponpes Gedongan yang telah memiliki Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian masyarakat sekitar.
“Dengan adanya LPK seperti di Ponpes Gedongan, masyarakat bisa dilatih agar lebih mandiri dan berdaya saing. Ini yang harus kita dorong bersama,” katanya.
Muhaimin juga menyinggung Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2025 yang menekankan pentingnya keterlibatan seluruh elemen bangsa dalam pengentasan kemiskinan. Ia berharap pesantren menjadi ujung tombak implementasi kebijakan ini.
“Mari kita dorong terus agar pesantren bisa naik kelas, memperluas perannya sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Dengan begitu, santri dan masyarakat sekitar juga dapat menikmati peningkatan kualitas hidup,” ujar Muhaimin.