Tak hanya dalam distribusi, Perum Bulog juga akan memberikan dukungan teknis, termasuk dalam hal penyimpanan, prosedur pembelian, dan pelaporan.
Kopdes akan dibekali dengan pemahaman dan pedoman agar penyaluran SPHP berjalan sesuai standar dan menjangkau wilayah-wilayah yang membutuhkan.
“Selain pembelian, koperasi juga akan dilibatkan dalam penyimpanan dan tata kelola logistik pangan. Ini upaya kami untuk membangun sistem distribusi pangan yang tangguh dan mandiri,” tambahnya.
Lebih jauh, Perum Bulog melihat potensi besar Kopdes untuk turut menjalin kemitraan dengan petani lokal, terutama petani padi. Hal ini sejalan dengan misi Bulog untuk menyerap hasil panen petani dalam negeri dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Anggota koperasi banyak yang tinggal di desa, dan tentu sebagian adalah petani. Mereka bisa tergabung dalam kelompok tani atau gabungan kelompok tani (Gapoktan), yang ke depan bisa menjadi mitra kami dalam pengadaan beras,” ujarnya.
Dengan skema kemitraan ini, Bulog berharap Koperasi Merah Putih tidak hanya menjadi perpanjangan tangan distribusi, tetapi juga berperan dalam penguatan ketahanan pangan secara menyeluruh.