Ajay mengungkapkan, melalui mini survei yang dilaksanakan oleh tim RTIK Jabar tentang cara untuk mengetahui kebenaran suatu informasi, 46 % peserta menjawab mencari informasinya melalui media sosial. Sedangkan 32,7 % mencari dari google.
“Sisanya bertanya ke teman dan group chat,” kata Ajay.
Pemahaman tentang informasi bohong ini, sangat penting untuk dijadikan pondasi dasar literasi digital masyarakat. Karena bermula dari informasi bohong inilah, berbagai hal negatif bisa terjadi.
Berdasarkan hal tersebut juga kata Ajay, RTIK Jawa Barat konsisten melakukan kegiatan literasi digital diseluruh Kota dan Kabupaten di Jawa Barat.
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh masing-masing kepengurusan di kota dan kabupaten, baik itu diselenggarakan secara mandiri ataupun bekerjasama dengan pemerintah atau instansi lainnya.
Fajar menyebut, dari awal tahun hingga Maret 2023 kemarin, tercatat sudah sebanyak 15ribu warga Jawa Barat yang terliterasi digital, melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh RTIK Jawa Barat, bekerjasama dengan Kemkominfo melalui program pandu digital indonesia beserta para mitra lain.