TBM Pado Maco: Obor Literasi dari Suranenggala yang Terus Menyala

Iklan bawah post

Perubahan yang terjadi memang tidak instan. Namun bagi Warkina, kemajuan yang pelan namun pasti jauh lebih penting. Salah satu contoh yang ia sebutkan adalah anak-anak yang mulai mengurangi waktu bermain game setelah akrab dengan buku.

“Tidak semua langsung membaca, tapi perubahan arah sudah terlihat. Dan itu sangat berarti bagi kami,” katanya.

Melalui TBM Pado Maco, Warkina membuktikan bahwa semangat literasi bisa tumbuh dari mana saja, bahkan dari sudut kecil di desa. Selama masih ada niat dan ketulusan, membaca akan tetap hidup di hati masyarakat.

Foto : Warkina, saat sedang membuka lapak baca keliling.

Iklan dalam post

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *