Warga mencurigai adanya kelemahan konstruksi, penggunaan material tidak sesuai standar, hingga kurangnya pengawasan teknis selama proses pembangunan.
Seorang warga setempat, Yusuf, mengungkapkan dugaan bahwa ambrolnya jembatan terjadi pada malam hari. Ia bersyukur kerusakan tidak terjadi pada pagi atau siang hari ketika banyak warga melintas.
“Sepertinya waktu kejadiannya tadi malam, untuk waktunya saya tidak tahu,” ujarnya, Minggu (16/11/2025).
Yusuf menjelaskan bahwa struktur jembatan tampak tidak kokoh sejak awal. Menurut pengamatannya, bagian dinding penahan hanya terbuat dari pasangan batu, sementara bagian dalamnya diisi tanah urugan. Material seperti ini sangat rentan jebol saat terkena resapan air.
“Dindingnya cuma pasangan batu, bagian dalamnya urugan tanah. Ketika hujan, air meresap dan menyebabkan retakan sampai akhirnya ambruk,” jelasnya.
Yang lebih mengejutkan bagi warga, kerusakan terjadi bukan karena banjir atau debit air yang besar. Yusuf menyebut bahwa hujan pada malam kejadian tidak terlalu deras dan Sungai Cisanggarung juga tidak dalam kondisi meluap.








