Ketika disinggung soal kegiatan anggota DPRD Cirebon, Hasan Basori, yang beberapa hari lalu menyalurkan bantuan Pupuk Hayati Cair (PHC) kepada kelompok tani di Desa Curug Wetan—desa tetangga di kecamatan yang sama—Shobirin hanya tersenyum.
“Enggak diajak. Tapi enggak apa-apa. Saya juga sudah terbiasa mandiri. Mungkin memang belum dianggap,” katanya, menahan kecewa.
Meski tak dilibatkan, ia tak menyimpan dendam. Ia hanya berharap ke depan, pendekatan program pemerintah lebih menyentuh pada mereka yang memang sudah berbuat.
Dalam kesehariannya, Shobirin meracik sendiri pupuk organik cair (POC) dari bahan-bahan sederhana yang bisa ditemukan di dapur rumah: air kelapa, air cucian beras, tetes tebu, dan buah jeruk.
“Murah, alami, dan menyehatkan tanah. Tapi butuh proses. Itu sebabnya banyak yang ogah,” ujarnya sambil menunjukkan ember berisi pupuk yang sedang difermentasi.
Bagi Shobirin, menjadi petani bukan hanya soal bertani. Tapi juga tentang menjaga bumi, tanah, dan kehidupan yang lebih sehat untuk generasi berikutnya. Sayangnya, ia merasa pertanian organik di Cirebon belum mendapat tempat yang layak.