Heri menyebut, sejumlah kegiatan yang telah direncanakan berubah secara sepihak. Proyek Penerangan Jalan Umum (PJU) senilai Rp75 juta dan pembangunan TPTC Sumur senilai Rp169 juta, justru diganti menjadi proyek hotmix di Dusun Wage senilai Rp116 juta.
Bahkan, kegiatan pipanisasi yang seharusnya sebesar Rp80 juta, hanya disalurkan Rp30 juta. Anggaran untuk peningkatan kapasitas perangkat desa serta penanganan stunting juga belum direalisasikan.
“Ketika kami mencoba menyalurkan dana PMT dan stunting, ternyata sudah diambil alih oleh Sekdes dan tenaga pendukung, tanpa melibatkan kami,” katanya.
Lebih mengejutkan, Heri secara terbuka mengakui bahwa ia sempat menggunakan dana BUMDes sebesar Rp160 juta untuk keperluan pribadi.
“Saya akui, uang itu memang saya gunakan untuk bisnis pribadi. Tapi saya tidak lari dari tanggung jawab. Saya sedang melelang aset pribadi untuk mengembalikan kerugian. Bahkan sudah saya kembalikan Rp40 juta, tapi ditolak karena diminta lunas sekaligus,” tegasnya.
Senada, Bendahara Desa Ade Lukman membenarkan telah menerima dana Rp640 juta dari Heri dalam dua tahap pencairan. Namun ia menegaskan, seluruh dana tersebut telah diserahkan kepada pihak terkait atas perintah atasan.
