Eks Pabrik Gula Karangsuwung Siap Disulap Jadi Wisata Heritage, Disparbud Tetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Iklan bawah post

“Eks PG Karangsuwung menyimpan jejak peradaban dan keberagaman masa lalu. Ini bisa menjadi simbol sejarah yang dirawat dan dibanggakan oleh masyarakat Karangsuwung maupun Kabupaten Cirebon secara umum,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Arif menekankan bahwa proses penataan kawasan tidak boleh mengabaikan keterlibatan dan keberadaan masyarakat setempat. Menurutnya, kolaborasi dengan komunitas lokal sangat penting agar pengembangan wisata tidak menimbulkan konflik atau ketimpangan sosial.

“Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) harus diperhatikan. Mereka harus tetap dilibatkan, tapi dengan penataan yang baik agar tetap memiliki akses ekonomi. Jangan sampai keberadaan mereka tersingkir, karena mereka bagian dari denyut ekonomi lokal,” tegasnya.

Dalam pengelolaannya nanti, Kuwu Arif berharap pemerintah daerah dan pihak pengelola wisata bisa memperhatikan berbagai aspek seperti desain interior, tata letak pedagang, lokasi parkir, serta kebersihan dan kenyamanan kawasan.

“Tujuannya agar wisatawan merasa nyaman, kawasan tetap bersih dan indah, serta memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat. BUMDes juga akan dilibatkan dalam pengelolaan, termasuk untuk mengembangkan kuliner khas dan pusat cinderamata,” pungkasnya.

Iklan dalam post

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *