KH. Usamah dikenang bukan hanya sebagai ulama kharismatik, tetapi juga sebagai sosok pejuang yang teguh menyuarakan pemerataan pembangunan.
Ia konsisten menekankan bahwa pemekaran Cirebon Timur adalah jalan menuju keadilan bagi masyarakat wilayah timur Kabupaten Cirebon.
Senada dengan itu, aktivis FCTM lainnya, Qorib Magelung Sakti SH, juga menuturkan rasa kehilangan yang sangat dalam.
“Beliau bukan hanya pemimpin, tetapi sudah seperti bapak bagi kami. Namun, di balik duka ini, kami harus tetap semangat berjuang. Saya pernah diamanati beliau, bahwa usia kita bisa saja lebih pendek daripada usia perjuangan memekarkan Cirebon Timur,” ucapnya.
Qorib menambahkan, meski kehilangan tokoh sentral, para aktivis tidak boleh pesimis.
“Insya Allah kita tidak krisis pemimpin. Ketiadaan beliau justru meneteskan darah juang bagi puluhan bahkan ratusan aktivis, serta membakar semangat masyarakat Cirebon Timur untuk terus memperjuangkan pemekaran,” tegasnya.
Terkait sosok pengganti KH. Usamah di FCTM, Qorib mengaku belum bisa memastikan.