“Apakah kita hanya menyambut uang dan pabrik? Bagaimana dengan norma, etika, dan sopan santun sosial? Jika investasi datang membawa modal sekaligus moral yang bobrok, lalu apa yang sedang kita bangun sebenarnya?” kritiknya.
Ia menegaskan bahwa industrialisasi tidak boleh melahirkan dekadensi. Pembangunan ekonomi harus selaras dengan penguatan moral masyarakat lokal.
Hamzaiya menyebut praktik prostitusi digital sebagai “bom waktu sosial”. Jika tidak ditindak sejak dini, hal ini berpotensi menjadi gaya hidup baru yang menyusupi berbagai lapisan masyarakat.
“Satu sisi kita bangga ada kawasan industri. Tapi sisi lain kita diam terhadap aplikasi gelap yang memperdagangkan tubuh. Jika praktik ini dibiarkan, masyarakat yang tertekan ekonomi bisa tergoda untuk ikut terlibat. Ini bahaya besar,” paparnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa ketika pelanggaran moral dibiarkan, kepercayaan publik terhadap keadilan dan norma akan runtuh.
“Kalau pelakunya justru dilindungi karena punya uang, maka masyarakat akan berpikir: untuk apa hidup jujur? Ini racun jangka panjang bagi generasi muda,” tambahnya.