“Beliau selalu hadir di tengah masyarakat, membimbing santri, memberikan tausiyah dengan kelembutan, dan mengajarkan pentingnya akhlak mulia. Karakter tawadhu beliau membuatnya diterima semua kalangan,” kata Dade.
Kini, dengan berpulangnya KH. Usama Mansyur, masyarakat Cirebon kehilangan sosok ulama panutan sekaligus tokoh perjuangan.
Namun, semangat yang diwariskannya diyakini tidak akan padam. Kepergiannya justru menjadi pengingat bahwa perjuangan pemekaran Cirebon Timur belum selesai dan harus diteruskan oleh generasi berikutnya.
“Mari kita jaga warisan perjuangan KH. Usama Mansyur. Mari kita teruskan semangat dan doa beliau, agar kelak Cirebon Timur benar-benar bisa berdiri sebagai daerah yang adil, maju, dan sejahtera. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah almarhum dan menempatkannya di sisi terbaik-Nya,” tutup Hamzaiya.
Wafatnya KH. Usama Mansyur adalah kehilangan besar bagi masyarakat Cirebon, namun semangat dan perjuangannya akan tetap hidup dalam denyut nadi warga Cirebon Timur.