Ia menambahkan, Pemdes Karangsuwung terus menjalin komunikasi dengan sejumlah pengusaha swasta, salah satunya seorang pengusaha asal Kaligawe yang memiliki keturunan dari Karangsuwung dan menunjukkan keseriusannya untuk berinvestasi di desa tersebut.
Pihak PT PG Rajawali II juga menyatakan respon positif terhadap rencana itu, terutama terkait pemanfaatan eks lahan pabrik gula (PG) Rajawali sebagai kawasan pendukung pengembangan wisata dan ekonomi kreatif.
“Pihak PG sangat terbuka terhadap rencana ini. Mereka menyambut baik ketertarikan investor dan siap berkolaborasi untuk memanfaatkan potensi yang ada di Karangsuwung,” jelas Arief.
Ia menegaskan, tahap awal pengembangan Desa Wisata Karangsuwung akan difokuskan pada kerjasama dengan pengusaha lokal sebelum menjangkau investor dari luar daerah.
“Kita fokus ke pengusaha lokal dulu. Ini penting agar manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh warga Karangsuwung sendiri,” tandasnya.
Dengan dukungan dari pemerintah daerah, pihak swasta, dan masyarakat, Desa Karangsuwung kini menatap masa depan sebagai desa wisata berbasis kearifan lokal yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan pelestarian budaya di wilayah timur Cirebon.








