“Saya sudah melakukan audiensi dengan pihak Rumah Sakit Waled, Unpad, dan UGJ. Ketiganya mengakui ada dugaan pelecehan seksual di lingkungan RSUD Waled. Tapi sampai forum selesai, tidak ada satu kata maaf pun keluar dari mereka. Jadi saya putuskan keluar dan langsung memasang spanduk ini,” ujar Hamzahiya.
Menurutnya, pemasangan spanduk bukan hanya bentuk kekecewaan, melainkan juga peringatan keras agar kasus ini segera diselesaikan secara terbuka dan adil.
“Ini menjadi catatan bagi RSUD Waled. Kalau spanduk ini mau dicopot, selesaikan dulu persoalan ini. Kami tidak mau masalah ini berlarut-larut. Bagaimanapun RSUD Waled adalah aset masyarakat Cirebon Timur,” tegasnya.
Hamzahiya juga menilai kondisi dunia kesehatan sedang “tidak baik-baik saja”. Ia menyebut kasus dugaan pelecehan ini seharusnya menjadi tamparan keras bagi seluruh institusi agar tidak menutup-nutupi fakta demi menjaga reputasi.
“Saya lihat dalam audiensi tadi, mereka hanya ingin menyelamatkan citra lembaga masing-masing. Tidak ada niat tulus untuk meminta maaf atau menunjukkan empati. Jadi saya rasa, tidak ada hasil apa pun dari audiensi hari ini,” tambahnya dengan nada kecewa.








