Belasan analis dan staf Kementrian ESDM yang berkunjung juga mengapresiasi kepatuhan pelaporan emisi yang dilakukan pada Aplikasi Penghitungan dan Pelaporan Emisi Ketenagalistrikan (APPLE_GATRIK). Selain itu, pembangkit Cirebon Power ini juga diketahui melakukan pemantauan emisi menggunakan Continuous Emission Monitoring System (CEMS) yang tersambung secara real time ke Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Menurut Christine, akan diinventarisir dan dijadikan sebagai data untuk kedepannya, terkait penanganan emisi gas rumah kaca di PLTU Cirebon Power unit 2, dan akan dikompilasi dengan pembangkit lainnya.
Sementara itu, Environmental Manager Cirebon Power, Edi Wibowo menuturkan, bahwa baku mutu emisi yang diterapkan di PLTU Unit 2 Cirebon Power ini, bukan hanya mematuhi standar nasional, namun juga sesuai standar internasional.
“Walaupun baru beroperasi, namun standar baku mutunya adalah internasional,” kata Edi.
Edi menegaskan, bahwa pembangkit yang berada di jalur Pantura Cirebon Jawa Barat ini, berkomitmen untuk menjaga lingkungan sekitar. Sehingga sejak awal beroperasi, pembangkit ini dilengkapi dengan sejumlah peralatan pengendali pencemaran.
“Investasi untuk menggunakan dan menerapkan teknologi mutakhir untuk menekan emisi serendah mungkin, adalah bukti komitmen kami untuk berupaya menjaga kualitas udara dan melakukan perlindungan terhadap lingkungan,” kata Edi.