Menurutnya, selama kepemimpinan Sutardi, komunikasi dengan pengurus Cabor berjalan buruk, transparansi minim, dan tidak ada upaya nyata memperkuat pembinaan atlet. Bahkan, dalam kondisi krusial menjelang Porprov, KONI Cirebon disebut tidak menunjukkan keseriusan membangun sinergi dengan Cabor.
“Ini bukan soal pribadi. Tapi soal nasib olahraga Cirebon. Jangan sampai karena konflik internal, atlet kita jadi tidak siap bertanding,” lanjut Yundi.
Sementara itu, beberapa pengurus Cabor juga menyoroti lambannya penyaluran anggaran pembinaan dan tidak adanya kejelasan program kerja, yang membuat Cabor kesulitan dalam menjalankan persiapan teknis.
Mosi tidak percaya ini menjadi pukulan telak bagi Ketua KONI Cirebon, yang kini harus menghadapi tekanan besar dari mayoritas unsur pembinaan olahraga di daerah. Terlebih, jika tidak segera ada langkah penyelesaian, kondisi ini dapat berdampak pada keikutsertaan Cirebon di Porprov, termasuk potensi penurunan prestasi atlet.
Hingga berita ini ditulis, Ketua KONI Cirebon, Sutardi Raharja, belum memberikan pernyataan resmi. KONI Jawa Barat pun masih memproses laporan dan pengaduan yang disampaikan oleh perwakilan Cabor Kabupaten Cirebon.