“Harus ada batasan dalam penggunaan digitalisasi, termasuk di media sosial. Digitalisasi memiliki dampak besar, dan jangan sampai santri hanya terkena dampak buruknya. Santri harus bisa memanfaatkan media sosial untuk kebaikan,” tegasnya.
Ia berharap, literasi digital ke depan dapat menjadi bagian dari kurikulum di sekolah maupun pesantren agar para santri mampu beradaptasi dan bersaing dalam kemajuan teknologi global.
Dalam pidatonya, Sophi juga memberikan motivasi khusus kepada santri perempuan agar tidak takut bermimpi menjadi pemimpin. Ia menegaskan bahwa perempuan kini memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam berbagai bidang.
“Sekarang perempuan bisa menjadi pemimpin. Ada Menteri PPPA yang juga perempuan, dan saya sendiri dipercaya sebagai Ketua DPRD Kabupaten Cirebon. Jadi, perempuan dan laki-laki bisa sama-sama berkompetisi dan berkolaborasi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, paradigma lama tentang perempuan harus diubah.
“Dulu perempuan hanya dikenal sebagai istri dokter, istri menteri, atau istri anggota dewan. Tapi sekarang, perempuan bisa menjadi dokter, menteri, bahkan pimpinan daerah,” pungkasnya.