PKB jadi bukti lainnya. Meksipun PBNU di bawah Gus Yahya ini melakukan berbagai cara untuk menjauhkan warga NU kultural dari PKB dengan alasan politik kebangsaan, netralitas, dan macam-macam alasannya, tapi kenyataannya PKB justeru semakin besar.
“Banyak Pilkada yang didukung PCNU tapi tidak berpengaruh ke hasil. Ada jarak antara NU struktural (pengurus PBNU) dan NU kultural. Jadi, enggak ngaruh, paling hanya nol, nol, koma,” ujarnya.
Kepada seluruh relawan dari partai pengusung AMIN (PKB, Nasdem, PKS, dan Ummat), ia menekankan pentingnya kerja keras dan kerja cerdas dalam kampanye. Ia juga meminta agar abaikan grup WA, abaikan medsos karena sudah ada yang mengurus.
“Tugas utama relawan adalah turun langsung ke hati masyarakat di wilayahnya masing-masing,” lanjutnya.
Dukungan masyarakat, dijadikan kekuatan AMIN yang paling utama. Datangi masyarakat yang belum mengelompok. “Datangi juga masjid, warung kopi, tempat nongkrong, majlis taklim, dan berbagai perkumpulan,” kata dia.
Pihaknya juga memberikan rahasia kemenangan Partai FIS (Front Islamic du Salut) di Al-Jazair era 90-an, yang menang melawan partai penguasa yang sudah 40 tahun memimpin. FIS hanya boleh ikut pemilu tapi tidak boleh berkampanye terbuka.