Aktivis KPCT, Qorib Magelung Sakti, menilai pemilihan lokasi kegiatan di luar wilayah Cirebon Timur merupakan langkah yang janggal dan mencederai semangat perjuangan masyarakat.
Menurutnya, kegiatan evaluasi dan refleksi seharusnya dilakukan di wilayah yang sedang diperjuangkan menjadi DOB.
“Refleksi akhir tahun itu mestinya dilaksanakan di Cirebon Timur, bukan di Kuningan. Ini membuat publik bingung, sebenarnya perjuangan ini untuk siapa dan berada di mana,” ujar Qorib dalam keterangannya.
Ia juga menyoroti arah gerak FCTM yang dinilai semakin menjauh dari akar gerakan rakyat. Menurut Qorib, FCTM kini terkesan elitis dan eksklusif dalam menjalankan agenda perjuangan.
“FCTM terkesan elitis, hanya mengundang segelintir orang. Gerakan yang mestinya terbuka untuk masyarakat luas kini seperti bergerak di ruang tertutup,” tambahnya.
KPCT pun memberikan ultimatum agar FCTM tidak menjalankan perjuangan secara eksklusif.
Menurut KPCT, pemekaran Cirebon Timur merupakan aspirasi kolektif masyarakat, bukan milik kelompok atau forum tertentu.
