Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya pengalaman, usaha tersebut terus berkembang hingga mencapai skala puluhan ribu ekor seperti saat ini.
Namun demikian, perjalanan usaha tersebut tidak selalu berjalan mulus. Rudi mengakui bahwa dalam praktiknya, usaha ternak ayam broiler kerap mengalami pasang surut dan berbagai kendala, baik dari sisi teknis pemeliharaan maupun fluktuasi kondisi usaha.
“Usaha ini sudah beberapa tahun saya jalani. Naik turunnya luar biasa, dan beberapa kali juga sempat mengalami kendala. Tapi alhamdulillah, sekarang bisa dikatakan sudah mulai membuahkan hasil. Dari awalnya hanya ternak 200 ekor, kini sudah berkembang menjadi 20 ribu ekor,” katanya.
Selain usaha peternakan ayam broiler, Rudi juga mengaku sempat merintis usaha kedai kopi pada tahun 2019 dengan memanfaatkan lahan persawahan dan melibatkan pemuda sekitar. Namun usaha tersebut terpaksa tutup akibat dampak pandemi Covid-19.
“Iya, dulu saya juga sempat membuka kedai kopi bersama pemuda sekitar. Tapi karena dampak pandemi, akhirnya usaha tersebut tutup dan sekarang saya fokus mengandalkan peternakan ayam,” ungkapnya.
