Normalisasi Sungai Singaraja Dinilai Tak Maksimal, Kuwu Tuk Karangsuwung Soroti Kinerja DPUTR

Iklan bawah post

“Kalau tidak ada alat yang sesuai, pengerukan akan sia-sia. Padahal ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi soal keselamatan warga,” tambahnya.

Lebih lanjut, Azis juga mendesak agar setelah proses pengerukan, pemerintah segera melakukan pembangunan senderan atau bronjong di beberapa titik Sungai Singaraja. Ia menilai langkah tersebut penting agar normalisasi sungai benar-benar berdampak jangka panjang.

“Saya minta ini tidak berhenti di pengerukan yang terkesan seremonial saja. Harus dilanjutkan dengan penyenderan agar hasilnya tidak hilang percuma saat musim hujan datang,” tegasnya.

Sebelumnya, diberitakan bahwa proses normalisasi Sungai Singaraja yang melintasi enam desa di tiga kecamatan belum berjalan optimal. Hingga saat ini, baru Desa Japura Lor dan sebagian wilayah Desa Lemahabang yang berhasil dinormalisasi.

Sementara itu, desa-desa lain masih belum tersentuh, akibat terbatasnya alat berat dan belum terealisasinya bantuan alat berat yang lebih kecil dari DPUTR. Kondisi ini semakin memperlihatkan lemahnya sinergi antarinstansi dalam menangani banjir yang telah menjadi masalah tahunan bagi warga sekitar.

Iklan dalam post

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *