Dikatakan Wahyu, Kabupaten Cirebon sebagai kabupaten dengan populasi yang besar di Jawa Barat, memiliki tantangan yang besar dalam menangani isu stunting.
Jika merujuk pada hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, angka prevalensi stunting di Kabupaten Cirebon meningkat 4,3%, dari sebelumnya 18,6% di tahun 2022, menjadi 22,9% di tahun 2023.
“Meski angka capaian Kabupaten Cirebon meningkat, tetapi kita harus tetap berupaya untuk menurunkan angka stunting sesuai dengan target nasional, yaitu 14% di tahun 2024,” lanjutnya.
Menurutnya, penilaian kinerja pelaksanaan aksi konvergensi penurunan stunting terintegrasi, merupakan proses penilaian kemajuan kinerja Kabupaten Cirebon dalam melakukan upaya untuk memperbaiki dan melaksanakan intervensi percepatan penurunan stunting terintegrasi.
“Mulai dari perencanaan, penganggaran, implementasi, pemantauan, dan evaluasi program atau kegiatan,” tambahnya.
Masih dikatakan Wahyu, penilaian sebagaimana dimaksud, dilakukan secara bertahap, mencakup peningkatan cakupan intervensi gizi spesifik dan sensitif pada lokasi fokus penanganan stunting, peningkatan cakupan rumah tangga sasaran yang dapat mengakses intervensi gizi secara terintegrasi.