Pj Bupati Dedi Supandi akan Fasilitasi Pengrajin Anyaman Bambu supaya Tetap Bertahan dengan Perkembangan Jaman.

Iklan bawah post

“Anyaman bambu seperti boboko (bakul, red), hihid (kipas dari bambu, red), dan lainnya sebagai salah satu tradisi turun temurun sejak zaman dahulu. Saya merupakan generasi keempat yang menjadikan anyaman bambu sebagai penghasilan pendapatan sehari-hari,” kata salah seorang perajin anyaman bambu, Aminah (50).

Belakangan ini, lanjut Aminah, para perajin anyaman bambu mengeluhkan dengan minimnya pangsa pasar atau pesanan dari berbagai daerah tidak seperti di tahun 90-an hingga 2000 silam.

Bacaan Lainnya

Banyaknya produk anyaman baru dari berbagai bahan plastik dan lainnya disinyalir menjadi minimnya penjualan produk andalan warga setempat.

Selain itu, lanjutnya, tidak adanya regenerasi penerus dari anak muda. Pasalnya, kebanyakan setelah lulus sekolah banyak mereka yang mau mendapatkan penghasilan tinggi seperti buruh pabrik hingga ke luar kota.

“Saya khawatir dengan profesi mengayam ini tidak ada regenerasi penerus. Karena anak-anak muda sekarang tidak mau tahu dengan anyaman. Untuk itu saya minta Bapak Pj Bupati untuk menjadikan sebagai mulok atau ekstakurikuler di setiap sekolah ,” tuturnya.

Iklan dalam post

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *