PKUB Goes to Pesantren, Bedah Buku Kerukunan untuk Merawat Persaudaraan Kebangsaan

Iklan bawah post

“Lebih baik memelihara kerukunan sebelum konflik terjadi, daripada menyesal setelah konflik pecah,” ujarnya.

Pendapat senada disampaikan Prof. Dr. H. Jamali, M.Ag. Ia menyebut buku ini tidak hanya berbicara teori, tetapi juga praktik nyata di lapangan.

Dari pengalaman panjang bangsa Indonesia, kerukunan terbukti menjadi kunci dalam menjaga stabilitas sosial dan keberagaman.

Ketua Umum Permabudhi, Prof. Dr. Philip Kuntjoro Widjaja, menyoroti pentingnya peran forum-forum kerukunan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Ia menilai Indonesia memiliki modal sosial yang kuat untuk menjadi contoh dunia dalam membangun harmoni antarumat beragama.

Sementara itu, Ketua FKUB Kabupaten Cirebon, Drs. K.H. Wawan Arwani Amin, M.A., menegaskan bahwa Kabupaten Cirebon merupakan contoh nyata wilayah yang rukun dalam keberagaman.

Ia menyinggung sejarah panjang toleransi di Cirebon, mulai dari masa Sunan Gunung Jati hingga praktik kehidupan sosial lintas agama yang masih terjaga hingga kini.

“Islam memang mayoritas di Cirebon, tetapi Islam yang tumbuh adalah Islam yang ramah dan tidak melukai. Itulah yang membuat kerukunan tetap terjaga,” katanya.

Iklan dalam post

Pos terkait

Iklan bawah post