Bandung : Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Relawan TIK) Jawa Barat kembali berkolaborasi bersama Jabar Saber Hoaks, Diskominfo Provinsi Jawa Barat dan Kemenkominfo melalui program pemberdaayaan Pandu Digital Indonesia menyelenggarakan kegiatan Roadshow Jawara Digital NgabuburIT selama ramadan dengan tema “Unduh Berkah Unggah Faedah”
Kegiatan yang berkaitan dengan pemahaman literasi digital itu, diselenggarakan di 6 Kota dan Kabupaten di Jawa Barat, sukses digelar dengan menyasar sebanyak 2.164 peserta dari berbagai segmen masyarakat.
Ketua Relawan TIK Jawa Barat, Muh Nurfajar Muharom mengatakan, bahwa kegiatan Ngabubur IT ini, merupakan salah satu kegiatan tahunan yang diselenggarakan ketika bulan ramadan. Untuk tahun ini, pihaknya menyasar peserta mulai dari pelajar, mahasiswa, santri serta masyarakat umum.
“Bahkan kami juga mengadakan kegiatan ini di pondok pesantren,” ujar Fajar, Kamis 20 April 2023.
Fajar menuturkan, kota dan kabupaten yang dijadikan lokasi penyelenggaraan kegiatan Ngabubur IT ini, yaitu Majalengka, Bandung Barat, Cimahi, Karawang, Indramayu, Cianjur dan Kabupaten Bandung.
Dalam kegiatan ini ujar Fajar, para peserta dibekali dengan pemahaman literasi digital, salah satunya yaitu pengetahuan tentang berita bohong (hoaks).
Fajar menyebut, menjelang masuknya tahun politik, jumlah berita bohong biasanya mengalami peningkatan yang signifikan. Sehingga ujar Fajar, masyarakat harus memiliki pengetahuan tentang berita bohong.
“Agar masyarakat tidak jadi korban atau pelaku penyebaran berita bohong,” kata Fajar.
Merujuk pada survey yang dilakukan oleh RTIK Jawa Barat terhadap seluruh peserta, menunjukkan bahwa media sosial masih menjadi rujukan dalam penggalian informasi, termasuk didalamnya untuk mencari kebenaran informasi.
Padahal kata Fajar, media sosial hingga saat ini belum bisa dipertanggungjawabkan juga informasi yang disebarkannya. Karena menurut Fajar, media sosial banyak juga digunakan oleh masyarakat yang tidak memiliki latar belakang jurnalistik yang baik.
“Sehingga cukup membahayakan juga, jika rujukan informasinya dari Medsos,” kata pria yang akrab disapa Ajay ini.
Ajay mengungkapkan, melalui mini survei yang dilaksanakan oleh tim RTIK Jabar tentang cara untuk mengetahui kebenaran suatu informasi, 46 % peserta menjawab mencari informasinya melalui media sosial. Sedangkan 32,7 % mencari dari google.
“Sisanya bertanya ke teman dan group chat,” kata Ajay.
Pemahaman tentang informasi bohong ini, sangat penting untuk dijadikan pondasi dasar literasi digital masyarakat. Karena bermula dari informasi bohong inilah, berbagai hal negatif bisa terjadi.
Berdasarkan hal tersebut juga kata Ajay, RTIK Jawa Barat konsisten melakukan kegiatan literasi digital diseluruh Kota dan Kabupaten di Jawa Barat.
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh masing-masing kepengurusan di kota dan kabupaten, baik itu diselenggarakan secara mandiri ataupun bekerjasama dengan pemerintah atau instansi lainnya.
Fajar menyebut, dari awal tahun hingga Maret 2023 kemarin, tercatat sudah sebanyak 15ribu warga Jawa Barat yang terliterasi digital, melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh RTIK Jawa Barat, bekerjasama dengan Kemkominfo melalui program pandu digital indonesia beserta para mitra lain.
“Kami ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh mitra yang telah berkolaborasi dan mendukung kegiatan kami selama ini, Insya Allah jumlah tersebut akan terus bertambah. Karena setelah lebaran nanti, kegiatan Literasi digital akan kembali dilaksanakan,” ujar Ajay.