Cirebon,- Adalah Rizal Rahmandika yang saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa disalah satu universitas di Cirebon bakal meramaikan perebutan kursi legislatif pada tahun 2024 yang akan datang. Hadirnya Rizal membuat pesta demokrasi lima tahunan itu, ternyata dimintai generasi Z atau Gen Z.
Remaja yang kini tengah menyusun skripsi ini ternyata terdaftar sebagai bakal calon legislatif (bacaleg) dari Partai Amanat Nasional (PAN). Rizal sendiri akan bertarung di Dapil 4 Kabupaten Cirebon.
“Ketertarikan saya untuk terjun ke dunia politik diinspirasi oleh beberapa tokoh nasional seperti Ganjar Pranowo dan juga Ketua umum PAN Zulkifli Hasan,” ujar Rizal, saat ditemui, Minggu (2/7/2023).
Meski masih berusia 21 tahun, Rizal yang juga menjabat sebagai wakil bendahara DPD PAN Kabupaten Cirebon ini juga mengatakan, selain dua tokoh nasional yang menginspirasi dirinya untuk terjun ke dunia politik, ada juga tokoh lain yang juga mengilhami dirinya seperti Eko Patrio.
“Eko menurut saya adalah sosok yang memiliki kemampuan yang baik dalam dunia politik. Terbukti kiprahnya di DPR sebagai Legislatif juga cukup baik,” katanya.
“Mereka tokoh idola saya, sehingga mantap terjun ke politik. Saya sudah pernah bertemu dan berbincang dengan ketiga-tiganya. Mereka sangat menginspirasi,” kata dia.
Alasan PAN sebagai pelabuhannya, mengingat sudah banyak kalangan publik figure yang lebih dulu bergabung dengan partai berlambang matahari itu. Tak kalah penting, banyak juga dari kalangan generasi muda seusianya.
Tentu, disamping untuk menambah ilmu dan wawasan, juga menjadi sarana untuk pengabdian. Harus diakui, kata dia sejauh ini fasilitas dan sarana umum untuk memenuhi kebutuhan anak muda, masih minim. Perlu diperjuangkan. Itu bisa disuarakan, dan diperjuangkan oleh kalangan muda langsung yang memiliki kesadaran.
Bukan oleh kalangan lainnya. “Semua sudah sama-sama tau, sarana olahraga di Kabupaten Cirebon harus diakui masih jauh dari kata sempurna. Masih sangat minim. Begitu juga dengan fasilitas lain yang dibutuhkan anak-anak muda,” kata dia.
“Itu baru dari satu sektor saja. Sektor lainnya banyak yang harus dibenahi. Saya juga sering mendengar keluhan warga, terkait lambatnya pelayanan dasar yang dibutuhkan masyarakat. Buat KTP lama. Temen saja, ada yang sampai membutuhkan waktu 1 sampai 2 tahun untuk bikin KTP,” kata dia.
Tentu, hal semacam itu kata dia harus dibenahi. Diperbaiki. Dimana letak kesalahannya. Harus dicarikan solusinya. Generasinya, tentu jengah mengetahui fakta yang tersebut. Diharapkan, ketika sudah menjadi bagian dari pemangku kebijakan bisa turut andil menghadirkan legislasi yang tepat sasaran dan memberikan kemudahan.”Generasi kami ini kan memiliki keinginan pelayanan serba cepat. Dan sekarang memang sudah eranya serba cepat. Eranya tekhnologi, harusnya pemerintah dalam memberikan pelayanan itu, bisa memanfaatkannya. Melek tekhnologi,” pungkasnya. (TW: 08)