“Program intervensi stunting ini program Indonesia yang dilaksanakan mulai dari presiden hingga ke tingkat bupati,” ucapnya.
Lanjut Aep, intervensi stunting yang dilakukan tersebut tidak hanya menyasar tata laksana balita dengan masalah gizi, melainkan dilaksanakan melalui menggencarkan gerakan minum tablet tambah darah pada remaja putri guna mencegah anemia.
Selain itu, perlu juga dilakukan pemantauan tumbuh kembang, imunisasi lengkap pada balita melalui posyandu, serta pendampingan calon pengantin dan ibu hamil terutama pada kehamilan risiko tinggi agar anak yang berada dalam kandungan dapat diketahui tumbuh kembangnya dan memiliki cukup nutrisi.
“Sekarang ini fokus kita tidak hanya mendorong anak yang telah lahir dengan masalah gizi kita tingkatkan asupannya. Melainkan sejak bayi dalam kandungan harus terus dipantau sehingga bisa diantisipasi munculnya stunting baru,” sambungnya.
Guna mendorong optimalisasi dalam pelaksanaan intervensi stunting, dikatakan Aep, diperlukan adanya evaluasi yang dilakukan secara rutin sehingga diharapkan berbagai permasalahan teknis yang yang selama ini masih ditemukan di lapangan dapat segera diselesaikan.