Ia menyoroti betapa krusialnya upaya peningkatan sarana dan prasarana kesehatan di wilayah pedesaan, yang selama ini sering kali kesulitan mendapatkan akses ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan memadai.
Lebih lanjut, pasangan ASIH berjanji untuk mentransformasi puskesmas yang ada di desa-desa menjadi PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar).
Langkah ini, menurut Syaikhu, adalah bagian dari upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), yang hingga saat ini masih menjadi tantangan serius di Jawa Barat.
“Kami ingin puskesmas-puskesmas ini bisa berkembang menjadi pusat layanan kesehatan yang mampu memberikan perawatan rawat inap, terutama untuk ibu-ibu yang akan melahirkan. Hal ini penting agar mereka bisa mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat,” jelas Syaikhu.
Pasangan ASIH, yang membawa semangat perubahan dan keadilan, menekankan bahwa pembangunan yang adil harus mencakup seluruh wilayah Jawa Barat. Syaikhu menyoroti bahwa pemerataan infrastruktur kesehatan, pendidikan, dan ekonomi menjadi prioritas agar masyarakat di seluruh pelosok provinsi, baik di utara, selatan, barat, maupun timur, dapat merasakan hasil dari pembangunan tersebut.