Seorang panitia menyebut, “Sudah 10 tahun tidak ada acara musik seramai ini di Cirebon,” yang dianggap sejumlah tokoh pemuda sebagai evidensi bahwa “jurang kreatif” yang lama terbentuk kini mulai terisi kembali.
Tokoh pemuda, Rio Dewanto, menilai geliat kreatif ini merupakan hasil proses panjang komunitas. Ia menyebut komunitas-komunitas seperti Pentas Irama, Eastwild, Tohir Crew/United Control, hingga Subsonic sebagai motor skena musik Cirebon.
Rio juga menyoroti hadirnya platform ticketing lokal Livotix, yang menurutnya menjadi fondasi penting dalam membangun infrastruktur budaya lokal.
“Dari Pre-Event sampai acara puncak, saya melihat Cirebon membangun dirinya perlahan namun konsisten,” katanya.
Di tengah euforia tersebut, Kiki turut membuat video jurnal mentah berdurasi 2 jam 30 menit sebagai bentuk pengarsipan.
Ia mengaku kebiasaan itu tumbuh dari pengalamannya mengikuti berbagai ekosistem kreatif di kota lain dan program seperti Indonesian Visual Art Archive (IVAA), Pehagengsi, Tutbek, dan Bioscil.








