Meski demikian, ia memberi catatan kritis terhadap 0231 Calling yang dinilai kurang menghadirkan publikasi fisik seperti booklet, flyer, atau profil musisi, yang menurutnya penting bagi arsip kolektif.
“Informasi hanya lewat MC. Padahal publikasi fisik adalah cara kota menyimpan ingatannya,” jelasnya.
Sebagai bagian dari tim publikasi FKSM, Kiki melihat festival tersebut sebagai titik balik untuk memahami ekosistem kreatif Cirebon.
Selama tujuh hari penyelenggaraan, ribuan pengunjung hadir untuk berbincang, membuat karya, saling belajar, dan memperluas jejaring.
Menurutnya, 0231 Calling merupakan kelanjutan energi tersebut, membuktikan bahwa anak muda Cirebon tengah menulis bab baru dalam sejarah budaya mereka.
Kiki menegaskan bahwa pengarsipan bukan hanya soal dokumentasi, melainkan cara sebuah kota menjaga dan belajar dari ingatan kolektifnya.
“Yang tidak disimpan hari ini tidak akan menjadi pengetahuan kota besok,” pungkasnya.
Foto : Sidan Gamassyah
