R. Hamzaiya juga menyoroti pentingnya kasus ini sebagai momentum refleksi bagi lembaga pendidikan dan kesehatan. Dunia akademik dan medis, katanya, harus menjadi ruang aman bagi masyarakat, bukan tempat yang menakutkan karena adanya penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan.
Ia menutup pernyataannya dengan menyerukan agar masyarakat terus mengawal kasus ini dengan bijak serta mengedepankan empati terhadap korban.
“Ini bukan hanya tentang satu orang korban, tapi tentang harga diri dan moralitas lembaga pendidikan dan medis kita. Jika hukum ditegakkan dengan adil, maka kebenaran akan menemukan jalannya,” pungkasnya.








