Cirebon – Gelombang kekecewaan warga terhadap kepemimpinan Kuwu (Kepala Desa) Ambit, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, kembali mencuat. Lewat unggahan di grup Facebook Warga Masyarakat Ambit dan Ciuyah Waled, sejumlah warga menyuarakan kritik terkait kondisi jalan yang dinilai tak kunjung diperbaiki.
Keluhan itu berawal dari postingan akun Facebook Ajipermana yang diunggah sekitar 19 jam lalu atau pada Kamis (13/11/2025). Unggahan tersebut mendapat 22 komentar dan 34 tanda suka dari warga yang turut menyoroti persoalan yang sama.
Dalam postingannya, Ajipermana menulis, “kuwu ambit kmhajln ia mkam gs ngyah korban Ibuh ek irha di beres kn nana,gan te bga dedelean ta kmha. Dalam terjemahan bahasa Indonesia, unggahan itu berisi kritik “Kuwu Ambit bagaimana jalannya, ini sudah banyak makan korban jatuh, mau kapan diperbaikinya. Apa tidak punya anggaran untuk memperbaikinya?”
Keluhan tersebut langsung memicu berbagai komentar dari warga lainnya. Akun Sartam Sartam ikut menanggapi dengan menulis, “Kuwu ambil mah can boga pikiran ngahadean jln iyh mrn GE gs NU penting MH cal rakyat na aminlager be” yang berarti Kuwu Ambit belum memiliki pikiran untuk memperbaiki jalan.
Akun Ahot Bundy menambahkan bahwa kondisi jalan itu bahkan sudah memakan korban. Ia menulis, “Hugn tos aya nu labuh saha jg urang mn” yang berarti sepertinya sudah ada yang jatuh, seperti saya.
Tak hanya kritik, beberapa akun bahkan mendorong tindakan lebih jauh. Akun Kalagondang menuliskan, “Demo turunkan”, yang mengisyaratkan ajakan untuk menurunkan kuwu.
Keluhan bernada tanya juga muncul dari akun Dhedhe Zaenuri yang menulis, “Ari kuwu ambit saha ayeuna?” yang berarti “Kuwu Ambit sekarang siapa?”
Selain itu, akun D’e Edhe Mickhalla menyindir janji-janji masa lalu dengan komentar, “Lagi nunggu kata? yg muda sat set Aya nanaon babari ngadu na DA ngerti jeng merakyat Bahela Aya NU ngomong Kitu asateh” yang berarti sedang menunggu gerak cepat, dulu ada yang bilang begitu siapa ya.
Keluhan soal infrastruktur juga disampaikan akun Al Ajjah, “Eta jembatan ambit jlan butut di antep bae teu ngarti heh”, yang berarti jalan di jembatan bendungan Ambit rusak tapi dibiarkan saja.
Warga lain, seperti akun Irwan, mengusulkan agar keluhan tidak hanya disampaikan lewat media sosial. Ia menulis, “Gs agh jama mnding k barale ulah na fb percumah” yang berarti lebih baik datang langsung ke balai desa karena mengeluh di FB saja percuma.
Sementara akun Ita Gea mempertanyakan prioritas perbaikan infrastruktur. Ia menulis,
”Te ngalarti ai jln NU jarang d pake ku Umum malah d aspal, ai jln umum NU sering d lewatan ku jarama te dek d aspal” yang berarti jalan yang jarang dipakai malah diaspal, sementara jalan umum yang sering dilalui warga justru tidak.***(Din)








