“Sudah sejak lama BRI menyentuh masyarakat desa dengan program-program pembiayaan mikro, pelayanan inklusif, dan semangat kerakyatan. Inilah alasan mengapa kita harus menjalin kerja sama dengan lembaga seperti BRI, bukan justru membesarkan bank asing,” tegasnya.
Namun dalam pernyataan yang sama, Hamzaiya juga menyampaikan kritik tajam terhadap sejumlah perusahaan asing yang beroperasi di wilayah Cirebon Timur namun justru menjalin kemitraan keuangan dengan bank luar negeri.
Ia menyoroti adanya kecenderungan beberapa perusahaan besar memilih bank asal Jepang, yang ironisnya bahkan tidak memiliki kantor cabang di Indonesia, apalagi di lingkungan Kabupaten Cirebon.
“Ini sebetulnya bentuk paradoks. Di satu sisi mereka mengeruk keuntungan dari tanah kita, memanfaatkan tenaga kerja lokal, namun dalam urusan perbankan, mereka justru lari ke luar. Mereka menggunakan bank Jepang, padahal kantor cabangnya pun tidak eksis di Indonesia. Ini menjadi tanda tanya besar soal komitmen mereka terhadap pembangunan lokal,” ungkap Hamzaiya.
