Menurutnya, fenomena ini bisa menjadi alarm bagi pemerintah dan masyarakat untuk lebih kritis terhadap model investasi asing yang tidak berpihak. Ia menekankan bahwa kerja sama semestinya tidak hanya soal uang dan keuntungan, tetapi juga soal keberpihakan terhadap struktur ekonomi lokal.
“Saya kira ini waktunya pemerintah daerah menegaskan komitmen terhadap prinsip keberlanjutan dan kedaulatan ekonomi. Jangan sampai uang yang diputar di Cirebon, justru disetor ke luar negeri karena perusahaan-perusahaan asing kita biarkan menggandeng bank-bank yang tidak punya keterikatan institusional dan sosial dengan daerah ini,” ujarnya.
Hamzaiya juga mengingatkan bahwa setiap bentuk kerja sama ekonomi seharusnya memperkuat kapasitas dalam negeri, bukan malah memperdalam ketergantungan terhadap institusi luar.
“Bank asing yang tidak punya representasi resmi di Indonesia sulit untuk dijangkau jika terjadi konflik, transparansi pun jadi tanda tanya. Di sisi lain, bank nasional seperti BRI bisa diaudit, dipantau, dan jelas posisinya dalam mendukung pembangunan nasional,” imbuhnya.