“Sudah lama sungai-sungai di Cirtim ini tidak dinormalisasi, sehingga saat musim hujan, warga sekitar selalu terdampak banjir. Kami tidak akan diam saja jika pihak BBWS Cimancis tidak serius menangani masalah ini,” kata Sudarto.
Sudarto menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan protes dan meminta perhatian dari BBWS Cimancis, namun tidak ada respons yang serius.
Oleh karena itu, OBOR Cirtim dan warga Cirtim merasa perlu untuk melakukan aksi yang lebih besar untuk menuntut keadilan dan solusi atas masalah ini.
“Aksi kami ini bukan untuk menimbulkan kerusuhan, tapi untuk menuntut hak-hak warga yang selama ini diabaikan. Kami berharap pihak BBWS Cimancis dapat segera mengambil tindakan konkret untuk menormalisasi sungai-sungai di Cirtim,” tegas Sudarto.
Ditambah lagi, kata dia, Desa Pengarengan yang terletak di hilir Sungai Singaraja, mengalami dampak ganda. Selain kebanjiran saat hujan, pendangkalan sungai juga berdampak terhadap ratusan nelayan Pengarengan.
“Ratusan nelayan Pengarengan juga terdampak pendangkalan Sungai Singaraja. Karena, perahu nelayan tidak bisa melawati sungai yang dangkal. Jadi, kami akan ajak nelayan demo ke BBWS,” pungkasnya.