Kondisi semakin diperparah dengan minimnya akses terhadap kebutuhan dasar. Warga mengeluhkan jalan rusak, kesulitan air bersih, serta bantuan ekonomi yang belum menyentuh akar permasalahan.
“Pelatihan ekonomi ada, seperti buat paving blok atau pertanian, tapi tidak ada bantuan modal. Akhirnya tetap tidak bisa jalan,” ujarnya.
Kepala Desa Seuseupan, Sakia, pun mengungkapkan kekecewaan yang mendalam. Ia mengaku sudah lelah dengan berbagai janji pemerintah yang hanya berhenti di atas kertas.
“Kalau bicara sertifikat, saya sudah malu di depan warga. Dari dulu hanya dijanjikan angin surga. Dibilang akan diproses, akan diselesaikan, tapi faktanya hanya kontrol, kontrol, dan kontrol. Realisasi tidak ada,” tegasnya.
Menurutnya, pihak desa telah berulang kali mengajukan permohonan kepada instansi terkait, namun yang datang hanya survei dan pencatatan ulang tanpa ada tindak lanjut.
“Saya sering diprotes warga. Mereka kira desa tidak usaha, padahal kami sudah bolak-balik ke dinas. Tapi yang kami terima hanya jawaban normatif tanpa realisasi,” lanjutnya.