Cirebon – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung mulai melaksanakan pengerjaan proyek pembangunan tanggul dibeberapa titik wilayah yang berada di Cirebon timur. Seperti diketahui, pada bulan Maret 2024. Sembilan kecamatan yang berada di Cirebon bagian timur yaitu Kecamatan Waled, Ciledug, Pabedilan, Pabuaran, Losari, Karangwareng, Babakan, Gebang, dan Pangenan,terdampak Banjir.
Kecamatan Pabedilan merupakan salah satu wilayah yang cukup parah luapan airnya. Banjir tersebut mengggenangi sampai atap rumah warga. Sebagai upaya antisipisasi bencana terulang kembali. Pemprov Jawa Barat mulai memfokuskan pembuatan tanggul dan normalisasi sungai Cisanggarung dibeberapa titik yaitu Sidaresmi, Kalibuntu, dan Dukuhwidara.
Pada Minggu (11/08) Bangunan semi permanen yang terdapat di bantaran sungai Cisanggarung di desa Kalibuntu Mulai diratakan oleh alat berat.
“Sementara, kita Mulai dari tahap clearing, Kemudian untuk minggu ini ada pekerjaan konstruksi” Ujar Pak Alfian saat ditemui ditengah kesibukannya sebagai pelaksana teknis proyek tanggul.
Titik wilayah yang akan dinormalisasi diantaranya Sidaresmi, Kalibuntu, dan Dukuhwidara.
Musim kemarau menjadi waktu yang tepat untuk normalisasi sungai Cisanggarung. Agar luapan air sungai tidak menjadi distraksi saat proses pembangunan. Proyek ini akan memakan waktu berbulan-bulan.
“Proyek diusahakan akan selesai pada Bulan Desember 2024” Imbuh pak Alfian.
Normalisasi dimulai dengan tahap clearing lalu tahap pembangunan Retaining Wall. Retaining wall ini merupakan struktur yang dirancang untuk menahan tanah pada kemiringan yang tidak dapat dipertahankan secara alami. Seperti strukurur sungai desa Kalibuntu. Retaining wall tersebut berbentuk dinding kurang lebih akan lebih tinggi daripada jalan raya yang terdapat di sungai cisanggarung.
“Fungsi utama dari dinding penahan tanah ( Retaining wall) adalah untuk menahan tanah pada sungai cisanggarung yang strukturnya sedikit belok dan miring agar tidak terjadi longsor yang bisa menggerus tanah dan mengakibatkan limpasan air masuk ke rumah warga” Jelas Pak Alfian.
Menurut Adi, salah seorang warga desa Kalibuntu. Normalisasi ini sangat ditunggu oleh dirinya dan masyarakat sekitar. Karena dengan dilakukannya pembangunan tanggul, bisa mengantipasi limpahan air sungai yang mengakibatkan banjir.***(SPH)