Cirebon : Jajaran kepolisian dari Polresta Cirebon, ikut terlibat dalam penanganan stunting di Kabupaten Cirebon. Salah satunya, yaitu dengan menjadi orang tua asuh dari para penderita stunting.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Wakapolresta Cirebon, AKBP Dedy Darmawansyah. Ia menjadi bapak asuh dari dua anak kembar bernama Hasan Khafa dan Huesin Khafi, yang menderita stunting.
Dedy secara rutin melakukan kunjungan ke rumah kedua bocah tersebut, di Kelurahan Sumber Kabupaten Cirebon. Kedatangan orang nomor dua di Polresta Cirebon tersebut, untuk memastikan kondisi kesehatan dari Hasan dan Husein.
Ia mengatakan, bahwa perhatian yang diberikan kepada dua anak penderita stunting ini, bukan hanya karena adanya program ibu dan bapak asuh, yang digagas oleh Kapolresta Cirebon Kombes Pol Sumarni, namun juga karena kepeduliannya kepada masyarakat.
” Kami bantu supai makanan bergizi dan kebutuhan lainnya,” kata Dedy, Sabtu 3 Februari 2024.
Bukan hanya itu, Dedy juga mengantarkan dua anak asuhnya itu, untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan, disalah satu fasilitas kesehatan terdekat. Ia menyebut, bahwa dirinya melakukan kunjungan setiap minggu kepada dua bocah kembar itu.
” Kunjungan setiap minggu, sambil memantau perkembangan Hasan dan Husein,” kata Dedy.
Dedy menambahkan, bahwa Polresta Cirebon menargetkan untuk bisa mengentaskan sebanyak 202 anak stunting di Kabupaten Cirebon. Jajaran kepolisian dari Polresta Cirebon, akan terlibat untuk merawat ratusan anak stunting tersebut, melalui program ibu dan bapak asuh.
Menurut Dedy, bukan hanya pejabat utama Polresta Cirebon saja yang terlibat dalam penanganan stunting ini, namun juga sejumlah kapolsek dan jajaran lainnya juga ikut dilibatkan.
” Termasuk diantaranya, adalah saya. Saya sendiri menjadi abapak asuh dari Hasan dan Husein. Dana yang dikeluarkan untuk mendampingi anak stunting ini, merupakan dana pribadi saya,” kata Dedy.
Sementara itu, Aeirmawati (38) orang tua dari Hasan dan Huesin, sangat menyambut baik adanya program anak asuh dari pihak kepolisian. Ia mengungkapkan, bahwa pertumbuhan anaknya bermasalah dan diduga mengalami stunting.
Menurut Wati, kedua anaknya ini hanya memiliki tinggi sekitar 80 sentimeter. Berat badannya juga hanya 9 kilogram. Selain itu, keduanya juga belum bisa berbicara.
” Kalau teman sebayanya, semuanya sudah bisa berbicara. Beratnya juga sudah belasan kilogram” ujar Wati.
Wati menduga, penyebab dari stunting yang diderita oleh kedua anak kembarnya ini, dikarenakan produksi asi pasca melahirkan cukup sedikit. Apalagi, kedua anaknya ini kerap muntah ketika diganti dengan susu formula.
” Jadi, asupan ASI-nya tidak menentu. Sedangkan akalu diganti susu formula, malah diare,” kata Wati.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Cirebon, saat ini terdapat sebanyak 13.353 anak yang menderita stunting. Jumlah tersebut sudah menurun 1 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.