Kadishub Kaitkan Ambruknya Gapura Pataraksa dengan Perilaku Pemimpin Koruptif

Iklan bawah post

CIREBON – Ambruknya Gapura Alun-Alun Taman Pataraksa Sumber, Kabupaten Cirebon, masih menjadi perbincangan hangat. Dari mulai proyek yang asalan hingga adanya isu dugaan anggota DPRD yang terlibat dalam proyek. Senin (22/1/2024).

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Cirebon, Asdullah, turut mengomentari dan mengaitkan kejadian ambruknya Gapura Pataraksa tersebut dengan perilaku pemimpin koruptif.

Bacaan Lainnya
Iklan dalam post

Ada banyak faktor kenapa orang selalu berbuat koruptif. Dan dari kejadian di awal tahun 2024, Gapura Pataraksa Ambruk, dan seminggu kemudian Sekolah Menengah Pertama (SMP) Greged juga ambruk. Dan disusul lagi dengan kejadian seminggu kemudian Gapura Pataraksa satunya ambruk lagi.

“Kenapa hal itu terjadi? Karena perilaku koruptif. Siapa yang salah? tanya pada rumput yang bergoyang. Orang berperilaku koruptif karena dalam diri seorang pemimpin, baik itu pemimpin pemerintahan, pemimpin dinas, atau pemimpin perusahaan. Pokoknya pemimpin aja pasti memiliki penyakit-penyakit kepemimpinan (enemys for leadership),” kata dia.

Menurutnya, ada beberapa penyakit kepemimpinan. Pertama, kata dia, ketidaktahuan. Seorang pemimpin jika ingin selamat dunia akherat, harus mengetahui apa yang akan dikerjakan. Minimalnya menguasai aturan-aturan, ada aturan yang dibuat oleh Allah dan aturan yang dibuat oleh manusia.

“Kedua, arogansi atau sombong. Hal ini harus dihindari oleh seorang pemimpin. Karena dengan sikap arogan akan melakukan tindakan yang sewenang-wenang. Dan kalau sudah sewenang-wenang, maka akan berperilaku koruptif,” kata dia.

Ketiga, in efisiensi atau boros. Sikap boros yang dilakukan oleh seorang pemimpin, akan berdampak pada pola hidup yang tidak sederhana dan selalu menghamburkan uang. Padahal penghasilan gajinya sudah bisa ditakar. Dan karena memiliki sikap in efisiensi, maka cenderung akan melakukan perilaku korupstif karena tuntutan hidup boros,” katanya.

Kemudian, kata dia, selanjutnya yang ke empat, yakni apatis atau masa bodoh terhadap bawahan atau atasan. Tapi jika saling mengingatkan dalam kesabaran dan kebenaran, insya allah, kata dia, akan terhindar dari perilaku koruptif.

“Dan kelima, karena suka mengadu domba. Sikap mengadu domba biasanya dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Dengan sikap seperti ini, pemimpin akan mudah mendapatkan keuntungan dari hasil korupsi,” tuturnya.

Selanjutnya, keenam, ada sikap pemimpin yang rakus. Rakus ini, kata dia, juga merupakan salah satu penyakit kepemimpinan. Orang ini, selalu tidak bersyukur dan selalu merasa kurang.

“Sudah punya mobil satu, beli mobil dua. Sudah punya dua, pengen beli tiga dan seterusnya. Padahal kalau dilihat dari kemampuannya, merka hanya mampu untuk membeli satu. Tapi karena memilki sikap rakus, sehingga dia memutar bagaimana caranya supaya bisa membeli mobil lagi. Karena tidak memiliki usaha bisnis, maka salah satu cara yang paling cepat dan dirasa tepat, adalah berbuat korupsi,” kata Asdulah.

Sebagai contoh kasus salah satu SMP di daerah Greged, Kabupaten Cirebon yang ambruk, alasan Kadisdik, menurutnya, tidak masuk akal. Karena baja ringan menggunakan genteng.

“Itu alasan yang tidak mendidik. Karena banyak SMP dan SD yang pada tahun 2016 lalu direhab atau dibangun dengan menggunakan baja ringan dan genteng, tapi alhamdulillah, sampai sekarang tahun 2024, tidak ambruk dan masih utuh. Berarti sudah 8 tahun masih bagus. Salah satu contohnya yaitu SMPN1 Kapetakan dan SDN1 Kaliwedi, Bayalangu dan masih banyak lagi sekolab yang sampai sekarang masih berdiri,” jelasnya. (Kim)

Iklan dalam post

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *