Sementara akun Bakry Brandel menanggapi dengan nada sindiran, dan akun Deddy Madjmoe menilai proyek tersebut patut diaudit karena dilaksanakan oleh DLH.
Tokoh Pemuda Minta Audit Terbuka
Perdebatan juga menyeret nama Kuwu Desa Jatiseeng, Sumarno Mohammad Tohir. Melalui akun Facebook pribadinya, Sumarno merespons dengan nada sindiran.
“Ah itu mah, uangnya sudah habis dipakai piknik, makan-makan, beli durian, dan pencitraan,” tulisnya.
Sementara itu, Tokoh Pemuda Ciledug, R. Hamzaiya, menilai proyek Tugu Jatiseeng sudah patut dipertanyakan sejak tahap perencanaan.
Ia menilai, jika dilihat dari prinsip perencanaan anggaran yang sehat, pekerjaan dengan lingkup terbatas seharusnya tidak membutuhkan biaya hingga ratusan juta rupiah.
“Ketimpangan antara nilai anggaran dan output fisik menjadi indikasi awal adanya persoalan dalam penghitungan kebutuhan biaya,” ujar Hamzaiya.
Menurutnya, publik memiliki hak untuk mempertanyakan rasionalitas anggaran, terlebih proyek tersebut bersumber dari Pokir anggota dewan yang semestinya menyerap aspirasi prioritas masyarakat.








