Kisah Inspiratif Bripka Ridwan: Polisi yang Bertransformasi Menjadi Petambak Garam

Bripka Ridwan sedang meratakan tambak garam.
Iklan bawah post

Meski sukses, perjalanan Ridwan tidak selalu mulus. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah fenomena banjir rob. Air pasang yang merendam tambak sering kali menghancurkan produksi garam.

 

Bacaan Lainnya

“Kalau musim rob, garam yang sudah diproduksi jadi hancur. Prosesnya jadi lebih lama, dan hasil panennya turun drastis,” ungkap Ridwan. Selain itu, ia juga menyoroti kebutuhan mendesak petambak garam akan plastik membran untuk meningkatkan kualitas produksi.

 

“Plastik membran sangat diperlukan supaya garam yang dihasilkan bisa bersaing dengan garam dari daerah lain. Kami berharap pemerintah bisa membantu pengadaan ini,” pintanya.

 

Di musim kemarau, tambak garam Ridwan bisa menghasilkan 6 hingga 7 ton garam per hari dari lahan seluas 10 hektare. Namun, harga garam yang masih berkisar di angka Rp700 per kilogram menjadi tantangan tersendiri untuk meningkatkan kesejahteraan petambak.

 

“Kalau dibandingkan dulu, harga garam sekarang sudah naik dari Rp200 per kilogram. Tapi tentu kami berharap ada kebijakan yang bisa meningkatkan harga lebih baik lagi,” ujar Ridwan.

Iklan dalam post

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *